Motivasi, Kisah Syamsul Jahidin Dari Satpam Hingga Jadi Lawyer
Tangerangsiber.co.id- (Tangerang Kota) Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan mendapatkan hasilnya. Kalimat bijak ini memotivasi Managing Partner ANF Law Firm, Syamsul Jahidin, ketika melakoni perjalanan hidupnya, dari Satpan hingga mengenyang pendidikan tinggi Hukum
Syamsul sapaan akrab nya percaya, kesungguhan adalah jalan menuju kesuksesan. Pun, saat kesungguhan yang sama juga mengantarkan dirinya, dari seorang petugas keamanan perusahaan menjadi lawyer muda bahkan sepak terjangnya mulai dikenal saat menangani perkara pidana, perdata, maupun ketenagakerjaan.
Syamsul Jahidin sendri lahir di Pangesangan, Mataram, Nusa Tenggara Barat—31 tahun lalu. Namanya tercatat sebagai advokat anggota Dewan Pengacara Nasional (DPN) dan hingga kini banyak menyelesaikan perkara litigasi dan nonlitigasi.
Ia yang berfokus pada keadilan dan kepuasan klien; banyak terlibat dalam membela hak buruh dan pekerja—bahkan sering kali turun ke jalan bersama para aktivis.
Profesi lawyer lantas dipilihnya dengan mantap. Apalagi sejak kecil, ia sudah bercita-cita menjadi pembela orang-orang yang teraniaya dan butuh bantuan hukum. “Ketika masih SMA, salah seorang guru bertanya tentang cita-cita saya. Spontan, saya menjawab mau jadi pembela,” kata Syamsul.
Perjalanannya menjadi ‘pembela’ pun tak mudah. Kali pertama datang ke Jakarta, ia memulai karier sebagai seorang satpam: tanpa sanak saudara, hanya bermodalkan ijazah SMA dan dua setel pakaian.
“Saya berjalan kaki setiap hari dari tempat kerja hingga indekos selama empat bulan. Itu pengalaman yang tidak bisa saya lupakan sebagai seorang satpam di perusahaan daerah Jeruk Purut,” kenang Syamsul.
Dengan bekerja sebagai satpam, Syamsul Jahidin berhasil membiayai dan menyelesaikan kuliahnya di beberapa tempat. Ia tercatat sebagai lulusan Fakultas Hukum Universitas Sabili STIH Bandung pada 2019; Lulusan S1 Ilmu Komunikasi, Jurusan Advertising Komunikasi, Universitas Muhammadiyah pada 2021; serta S2 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 2022. Pada saat bersamaan, ia juga menempuh pendidikan Magister Hukum Militer di Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM); dan menjadi kandidat doktor di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Satu hal yang menarik dari perjalanannya menjadi seorang lawyer. Selama menempuh pendidikan di universitas, ia tak segan mencari tempat tidur beralas koran untuk menghilangkan kantuk dan lelah. “Saking lelahnya, saya sering tidur di mana saja. Mandi juga di SPBU,” Syamsul menambahkan.
Namun, walau telah menyandang sejumlah gelar akademis, ia masih menjalankan pekerjaannya sebagai seorang satpam selama delapan tahun. Syamsul bahkan amat bangga dan masih merasa sebagai bagian dari satpam.
“Saya ini pengacara, tapi bangga menjadi bagian dari satuan pengamanan. Bagaimanapun, profesi saya sekarang ini dimulai dari seorang satpam. Karena saya berangkat dari buruh, saya akan membantu mereka sebagai ‘benteng keadilan’, selama itu dibenarkan menurut hukum,” ujar Syamsul.
Sebagai pengacara, Syamsul sendiri tidak memfokuskan dirinya pada satu jenis perkara tertentu. Sebagai bagian dari komitmen dan integritasnya, ia akan menangani jenis perkara apa pun yang ia terima. Menurutnya, hal ini dapat memacu dirinya untuk terus belajar, sehingga ia bisa menjadi paket komplet yang memahami berbagai jenis perkara, baik itu pidana maupun perdata.
Kini, namanya telah terdaftar dan memiliki SK di empat pengadilan negeri dan satu pengadilan agama, sebagai mediator nonhakim. Dengan demikian, ia sudah tak diragukan ketika menangani perkara mediasi, arbitrase, dan/atau konsiliator.
“Moto saya, ‘berani, benar, berhasil. ‘Si vis pacem, para bellum (jika mengharapkan perdamaian, bersiaplah untuk perang)’,” pungkas Syamsul.
Artikel ini merupakan kerja sama Hukumonline dengan ANF Law Firm.
Sumber : HS
Editor/Penerbit : Redaksi