Perjuangkan Hak Kemanusiaan, KKPMP Bersama Sejumlah Organisasi Lainnya Gruduk Lapas Kelas II Cilegon


 

Tangerangsiber.co.id- (Cilegon) Tersiar surat kaleng dari Warga Binaan di dalam penjara. Kesatuan Komando Pembela Merah Putih (KKPMP) geruduk Lapas Kelas II Cilegon.

Dalam surat kaleng tersebut, berisi tulisan yang sangat memperihatinkan dengan adanya penganiayaan yang dialami oleh seorang WB selama menjalani hukuman di dalam Lapas.

“Saya akan terus berjuang untuk lapas ini sebagai wadah menjadi lebih baik, wadah yang memang amanah, yang bisa mendidik seseorang menjadi baik,” kata Wakil Presiden KKPMP, Hadi Adhadi.

Menurut Hadi, pesan surat kaleng WB tersebut sangat miris, sehingga menggugah hatinya untuk turut serta memperjuangkan hak dalam memanusiakan manusia.

“Saya merasa miris, saya merasa saya bukan orang baik, bukan orang yang benar tapi saya cinta dengan kebaikan dan hal yang benar, tapi kalau wadahnya sendiri bobrok kan kita juga sebagai ini (masyarakat -red) miris,” ujarnya.

Hadi meminta agar Lapas Kelas II Cilegon dapat memperbaiki aturan dan lebih maksimal dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap warga binaan di dalam Lapas.

“Tuntutan kita agar lebih di perbaiki lah, artinya lapas maksimum, penjara maksimum ini yang memang seharusnya sesuai undang- undang, memang di situ, jangan di terlantarkan lah artinya bertolak belakang apa yang di aturan-aturan itu bertolak belakang lah. Katanya di keluarin, pada dasarnya tidak di keluarin, kita sudah serahkan semua bukti- buktinya bahkan ada orang yang di dalam maksimum tersebut sampai membuat surat, ‘kalau seandainya saya mati (Meninggal-red) itu tolong jangan di bawa pulang, tolong visum saya dulu’,” kata dia.

“Berarti ada apa di situ?, kejanggalan- kejanggalan itu, boleh lah kalo memang di situ harus ada effek jera, tapi jangan di siksa, dengan cara di diamkan, tidak di perhatikan dalam makannya, dalam kesehatannya, bagaimana mereka mendapatkan hak yang layak kalau mereka memang tidak di urus artinya seperti itu, dibiarkan nah bannyak di sini itu yang meninggal artinya disitu yang saya dapat faktornya, bantahannya itu faktor penyakit bawaan, padahal tidak ada di situ, semua tertutup, buktinya ada yang meninggal tidak dipublikasikan,” beber dia.

Lebih jauh, dikatakan Hadi, dirinya juga memiliki bukti-bukti peredaran narkoba di dalam Lapas, dan juga membeberkan pengalaman dia tentang kerasnya kehidupan WB selama berada di dalam Lapas.

“Apalagi kita juga memperlihatkan bukti-bukti peredaran narkoba, kita serahkan Bukti- bukti gambar tersebut, cuma kalau kita untuk berdebat, ya kita masih jaga etikanya jabatan tingginya seorang Kalapas begitu saja, cuma dengan adanya seperti ini mudah mudahan bisa di kaji kembali kalau memang mereka bisa menerima, tapi kalau mereka tidak menerima mungkin mereka akan menggunakan sistim arogan,” ujarnya.

“Artinya udah lah orang lagi dalam keadaan susah, artinya dibuat kesempatan dalam kesempatan, dugaan pungli itu sudah pasti ada, satu waktu itu pernah menjadi penyandang penghuni sini lah, tetapi Alhamdulillah, saya sudah keluar sekian tahun, jelas itu pasti ada,” tambahnya.

“Besuk harus seperti apa, minimal kan dia harus bawa uang, kalau tidak membawa uang kasian nanti kalau mereka melewati blok-blok itu semua kan ada ketentuannya, terkoordinir, dan banyaknya sumbangan- sumbangan seperti setiap seminggu sekalinya, sumbangan buat ngecat lah, sumbangan buat ini lah, itu lah, teraniaya kalau di penjara tidak punya uang,” ungkapnya.

Diketahui, sebannyak 27 organisasi yang tergabung dalam Aliansi Banten Birokrasi (ABB) yang melakukan aksi unjuk rasa di halaman kantor Lapas Kelas II Cilegon, pada Senin (23/9/24) tersebut dilakukan, guna memperjuangkan hak dan mengutuk keras oknum pihak lapas kelas II Cilegon, Banten, yang terlibat peredaran narkoba, dan sejumlah kasus lainnya di dalam lapas.

Hingga berita ini dilayangkan, pihak lapas kelas II Cilegon belum dapat bisaa di hubungi.

Sumber : Herna
Editor/Penerbit : Tangerangsiber.co.id

 

Berita Terkait

Top